Apa itu Metrologi?

Metrologi adalah “ilmu pengetahuan tentang pengukuran” (the science of measurement). Mengapa perlu ilmu untuk mengukur? Tentunya, supaya pengukuran itu dapat dilakukan dengan benar dan hasilnya dapat dipercayai.

Dalam pelaksanaannya di dunia nyata, metrologi dapat dikategorikan sebagai berikut:

Pertama, ada metrologi ilmiah sebagai akar dari semua cabang metrologi. Metrologi ilmiah berkaitan dengan penelitian dan studi tentang fenomena-fenomena alam yang mendasari proses pengukuran. Buah dari metrologi ilmiah adalah pengetahuan tentang metode-metode pengukuran yang benar dan bagaimana cara menganalisis hasil pengukuran. Selain itu, hasil dari kegiatan metrologi ilmiah adalah adanya standar pengukuran yaitu acuan yang dapat diandalkan untuk menentukan nilai pengukuran yang benar.

Di bawah metrologi ilmiah, ada dua cabang yang masing-masing dapat disebut sebagai metrologi terapan. Yang pertama adalah metrologi legal dan yang satu lagi metrologi industri.

Metrologi legal adalah cabang metrologi yang berkaitan dengan pelaksanaan pengukuran yang dipersyaratkan oleh aturan hukum. Dalam peraturan perundang-undangan, mungkin saja ada beberapa aturan yang harus ditegakkan dengan melakukan pengukuran. Pengukuran semacam itu harus dilakukan oleh lembaga atau instansi yang diberi wewenang secara hukum. Khususnya, hal-hal yang berdampak pada transaksi perdagangan, kesehatan dan keselamatan. Namun, acuan untuk menentukan kebenaran hasil pengukuran tetap didapat dari ranah metrologi ilmiah.

Metrologi industri berkaitan dengan hal-hal yang menunjang presisi pengukuran di industri. Tujuan akhirnya adalah untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan (termasuk limbahnya) mempunyai karakteristik yang sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan.

Jika anda ingin tahu lebih banyak tentang metrologi, silakan membaca buku “Metrologi – Sebuah Pengantar” (format PDF) yang saya terjemahkan (bersama rekan saya) dari buku “Metrology – in Short” terbitan Euramet (cari di bagian “Documents” di kolom kiri).

Update 12 Nov 2018:

Tautan untuk buku “Metrologi –  Sebuah Pengantar” sudah saya perbaiki (lagi).

39 responses

  1. mas bisa ng ditapilkan perhitungan dari metologi industri?
    ex: perhitungan kecepatan putar mesin listrik

  2. @takim
    Kalau yang dimaksud adalah “pengukuran kecepatan putar”, jawabannya: diukur dengan menggunakan tachometer. Tachometer menggunakan prinsip kerja pengukuran frekuensi.

    Kalau “menghitung kecepatan”, artinya hanya secara teoretis, bisa menggunakan rumus-rumus dasar fisika tentang motor listrik.

    Kalu mau tau lebih jauh tentang metrologi, gabung aja dengan milis forumkalibrasi@yahoogroups.com.

  3. Hilda Thiovany, ST | Balas

    Bagaimana cara mempelajari lebih jauh tentang metrologi?, saya adalah pegawai di salah satu instansi di Provinsi Kepri, saya ingin menanyakan metrologi terapan jenis apa yang lebih sesuai jika diterapkan di dinas perindustrian dan perdagangan?, terima kasih atas sarannya……

  4. @Hilda:

    Cara paling efektif untuk belajar barangkali adalah dengan mengikuti pelatihan. Puslit KIM-LIPI (www.kim.lipi.go.id atau humas@kim.lipi.go.id) sebagai lembaga metrologi nasional di Indonesia mengadakan beberapa pelatihan di bidang metrologi secara reguler.

    Jenis pengukuran atau kalibrasi yang paling sesuai adalah yang dibutuhkan oleh industri setempat. Industri manufaktur atau permesinan barangkali lebih membutuhkan kalibrasi di bidang dimensional, sedangkan industri perminyakan atau kimia lebih banyak menggunakan peralatan ukur tekanan, massa dan suhu.

  5. saya, hanya ingin meninggalkan suatu uneg2lah,,bisa dikatakan seperti itu,,bagaimana cara mengukur yang baik dan benar,,sementara kesalahan paling vital dalam pengukuran itu menurut saya adalah kesalahan paralaks,,dan setiap individu mempunyai persepsi yang berbeda-beda tentang bagaimana cara mengukur,,apakah ada suatu standar bakunya???

  6. @zabe
    Bagaimana cara mengukur yang baik dan benar“… itulah yang bisa kita pelajari dalam disiplin ilmu METROLOGI!

    “Standar baku” untuk pengukuran ada yang berupa standar internasional (misalnya yang dikeluarkan oleh ISO atau IEC), atau standar nasional dari suatu negara (misalnya SNI di Indonesia, JIS di Jepang, DIN di Jerman, BS di Inggris, dll). Ada juga yang berupa text book yang diterbitkan oleh lembaga-lembaga metrologi nasional di beberapa negara.

    Kesalahan paralaks hanyalah salah satu dari berbagai sumber kesalahan dalam pengukuran. Kesalahan yang paling mendasar sebetulnya adalah ketidaktahuan tentang metode pengukuran yang benar. Nah metode pengukuran yang benar itu, meliputi:

    pengetahuan tentang cara penggunaan alat ukur yang benar

    definisi besaran atau parameter yang diukur

    analisis ketidakpastian pengukuran

    dan masih banyak aspek lain.

  7. kak,,
    saya dapat tugas makalah metrologi industri manufaktur,,kak punya referensi2 gitu tak??
    yah contohnya spt macam2 alat ukur, metrologi ulir, inspeksi dan teknik pengukuran,,dan sebagainya lah…
    tolong ya kak,,trims,,=P

  8. Ada satu buku yang agak komprehensif mengenai metrologi dimensional, diterbitkan oleh ITB Press. Pengarangnya Prof. Taufik Rochim, kalau tak salah judulnya “Metrologi Industri”.

  9. Saya mau nanya nih, apa saja macam2 indentor dalam pengukuran raughness. dan dimana referensi data tsb dapat diperoleh? Thank’s

  10. Maap ada yang lupa, sekalian juga macam2 probe, stylus dan cara kerjanya sekalian yang ada dalam pengukuran raughness.

  11. @Pram

    Kalau yang anda maksud adalah pengukuran “roughness” (kekasaran permukaan), ada dua macam cara: mekanik atau optik

    Cara mekanik adalah pengukuran profil 2-dimensi permukaan dengan menggunakan stylus (bukan indentor!) yang menyapu permukaan yang diukur sepanjang suatu garis, sedangkan cara optik adalah pengukuran profil 3-dimensi permukaan dengan sistem interferometri cahaya.

    Untuk stylus mekanik, umumnya hanya ada satu macam, yaitu stylus dengan ujung sferis (bola). Perbedaannya hanya pada ukuran (radius) ujung sferis tersebut.

    Referensi mengenai teori pengukuran kekasaran permukaan dapat dibaca di sini.

  12. It is good to know that you enjoy and practise what you are doing and share with the people of the world.

    Dedek – Hatch Wollongong.

  13. Untuk yang butuh jasa kalibrasi bisa menghubungi saya, *** deleted ***

    Maaf, kalau mau pasang iklan jangan di sini. Silakan bikin blog sendiri.

  14. saya bingung, ada tugas buat alat ukur yang inovatif.
    dari alat-alat sederhana yang sudah ada kita buat jadi alat ukur yang sama kualitasnya dengan alat ukur di pasaran dengan sensitivitas dan readability yang tinggi tapi dengan harga jauh lebih murah..

    plese help me…

  15. @mimi: wah, tugas berat nih. Sudah tentu, kalau mau meningkatkan readability dan sensitivitas, kita memerlukan sistem manufaktur dengan presisi lebih tinggi; dan tingkat presisi yang tinggi membutuhkan biaya yang lebih tinggi pula. Jadi agak susah kalau ingin mendapatkan “sensitivitas dan readability yang tinggi tapi dengan harga jauh lebih murah“.

    Semoga berhasil!

  16. Maaf pak Probo, buku “Metrologi sebuah Pengantar” – nya kok tdk bisa dibuka? trims

  17. @Amat Dila:
    Terima kasih untuk koreksi Anda; tautan ke buku “Metrologi – Sebuah Pengantar” sudah saya perbaiki. Silakan coba lagi.

  18. Pa..
    Bagaimana cara menentukan nilai Readability untuk analog maupun digital suatu intrument.
    Ada seorang teman mengemukakan bahwa nilai readibility analog itu 50%,bagimana pendapat Bapa dan berapa nilai yang sebenarnya??

  19. @Aby: skala analog mempunyai “scale division” atau divisi skala terkecil, yaitu nilai ukur yang setara dengan jarak antara dua garis skala terdekat. Contohnya: mistar (penggaris) pada umumnya mempunyai divisi skala 1 mm.

    Dalam penggunaannya, seseorang bisa “membaca” skala itu dengan berbagai tingkat ketelitian: bisa dibaca sesuai garis skala, atau dibaca sebagai fraksi (pecahan) antara dua garis skala. Misalnya, dengan kaca pembesar, saya bisa melihat skala penggaris lebih teliti lagi sehingga saya bisa mengestimasi nilai pecahan, misalnya 1,2 mm. Maka, “resolusi” sebuah skala analog bisa bervariasi, tergantung kemampuan baca si pengguna. Jika si pengguna bisa membaca skala tersebut hingga seperlima dari divisi skala, maka seolah-olah penggaris tersebut mempunyai resolusi 0,2 mm (padahal divisi skalanya 1 mm). Maka ketidakpastian pengukuran akibat keterbatasan daya baca ini bisa diestimasi sebesar 0,2 mm dibagi akar 3.

  20. wahh, ini bacaan bagus buat saya, sebagai pengetahuan dasarlah, saya juga lagi mengambil m.k pengukuran dan metrologi.
    besok hari pertama kuliah saya. hehe
    mohon referensi bacaan lainnya ya. thx pak 😀

  21. oh ya, link bukunya kog ga bisa dbuka pak?. thx

    1. Tautan (link) bukunya sudah saya perbaiki. Silakan coba lagi. Terima kasih.

  22. mas maw tanya nih, bagaimana menghitung nilai drift alat standar? ada yang bilang nilai ukur sertifikat kalibrasi yang lama dikurang dengan nilai ukur hasil kalibrasi yang baru TANPA dibagi dua. ada yang bialang harus dibagi dua dulu sebelum di bagi akar tiga. mana yang benar mas? thanks infonya

  23. mas, makasih share dokumennya. drift alat standar kok belum ditayangkan? pertanyaan serupa sering ditanyakan.
    apakah drift hanya diperhitungkan saat analisa ketidakpastian, apakah drift juga diperhitungkan untuk mencari nilai aktual kalibrasi? thanks infonya

    1. Maaf, belum sempat jawab soal drift. Karena penjelasannya agak panjang. Tunggu ya…

  24. Mas, saya kurang jelas, apa sih beda metode tera oleh metrologi legal dan metode kalibrasi industri,, dalam kasus ini yaitu jembatan timbang di tempat kerja saya, di tera oleh dinas metrologi dan disegel, saat terjadi selisih pengukuran dgn jembatan timbang lain kalo engineer kami mau kalibrasi gak berani karena mesti buka segel. mohon penjelasan

  25. Maaf, tambah lagi,, kalo jembatan timbang itu yang di harus dikalibrasi loadcell ato indikator jembatan timbangnya,, karena kalo harus kalibrasi ke laboratorium kalibrasi kan mesti dilepas dari lokasi, gimana penjelasannya

    1. Secara teknis, tera dan kalibrasi prosesnya sama: membandingkan penunjukan alat ukur dengan nilai standar acuan. Untuk jembatan timbang, bisa dikalibrasi di tempat dengan beban sebesar objek yang biasa diukur; atau dengan mengalibrasi load cellnya di lab dengan mesin tekan.
      Kalau kalibrasi di tempat, ya harus sedia beban yang banyak. Kalau kalibrasi di lab, bisa pakai mesin. Tetapi tentunya harus dicopot.
      Masalah buka segel, itu wewenang dinas yang terkait. Mungkin Bapak bisa minta informasi mengenai ketertelusuran standar yang dipakai menera, dan juga menanyakan metode pengukurannya. Ada dua kemungkinan besar jika hasil kalibrasi/tera diragukan: standarnya menyimpang, atau metode pengukurannya salah.

  26. pa maaf saya mau tanya tentang pengukuran profile any surface itu maksudnya apa ya?

    1. Pengukuran “surface profile” adalah salah satu ranting dari metrologi dimensional. Profil permukaan berkaitan dengan properti mekanis, yaitu kekasaran permukaan; namun diukur secara dimensional, yaitu dengan mengukuran profil permukaan pada order nanometer.

  27. Saya mau tanya mas….
    Ilmu GD&T untuk methode pengukuran “PROFIL PERMUKAAN” apakah dibenarkan untuk mengukur GARIS / LINE dalam drawing??

    1. Bisa diperjelas maksudnya? Apa yang mau diukur?

  28. tulisan anda sdh saya baca trmksh, kapan2 mau saya sadur untuk pembuatan makalah kemetrologian, maklum gak bisa2/sulit cari bahan hehe..

    1. Jangan lupa sebutkan sumber referensi ya.

  29. Muklis Pahwa | Balas

    siang bang…
    saya mau minta share tentang kelurusan/straightness jika dilakukan pengukuran dengan surftest dan contracer bang…
    mohon bantuannya,,,

    1. Bung Muklis,
      Saya tahu sedikit tentang pengukuran kekasaran, sedangkan kalau contracer saya belum pernah menggunakannya. Tolong uraikan pertanyaannya secara lebih detail ke email probodj@gmail.com. Terima kasih.

      1. Buku tidak dapat didownload

      2. Tautan buku sudah diperbaiki.

  30. kak tolong rekomendasinya dong tentang literatur metrologi yg lain soalnya skripsi saya tentang metrologi, terimakasih kak

Tinggalkan komentar